Sabtu, 25 Maret 2023

The Dragon Appears, Eventually

Dan hari ini lewat sebuah postingan yang tidak biasa muncul di FYP, sosok Naga menjadi bintang utama. Otomatis menjadi pusat perhatianku. Setelah beberapa waktu lalu memang menjadi sesuatu yang kusukai. 

Meski awalnya ketakutan menderaku. Entah Tuhan mau apa lagi dariku dengan memberiku mimpi buruk selama dua hari berturut, oh tepatnya hari ketiga juga sama tidak menyenangkan. Apalagi mimpi buruk tidak boleh diceritakan kepada siapapun.

Tapi anggap saja rasa ingin tahuku begitu lebih berkobar ketimbang diam saja. Dianggap gila juga biasa. Jadilah biasanya aku menyamarkan jalan pencaritahuanku dengan gaya bodoh-bodohan. Meski sebenarnya aku benar-benar ingin tahu apa jawabannya.

Wujud Naga yang begitu membekas di jiwaku. Aku sungguh tidak peduli apapun penamaan orang lain. Atau aku peduli? entahlah. Aku hanya ingin tahu siapa dan untuk apa kehadirannya. 

Sosoknya mewujud begitu luar biasa bagi mataku. Aku yang tak pernah memahami kenapa tiba-tiba membuatku berjalan ke dalam sebuah gua. Otakku merekam tempat itu begitu megah. Walau tanpa gemerlap dinding emas disisi-sisinya, tapi cahaya mentari yang tembus ke dalam lalu menyinarinya begitu membuatku tercengang.

Sosoknya yang menjulang tinggi. Aku tak bisa mengira-ngira dalam ukuran panjang apapun. Mataku mencatat dia berdiri dalam posisi menyamping. Berdiri meninggi dari posisiku yang jauh dibawahnya. Hanya setengah badan yang ia munculkan. Itu saja cukup membuatku terpaku.

Tidak seperti contoh-contoh sosok Naga yang ditampilkan diberbagai media. Naga itu cukup sederhana. Tubuhnya gelap pekat. Dan andai saja cahaya tidak merangsek ke dalam gua, mungkin hitamnya membuatku merinding bukan kepalang. Namun cahaya mentari menguak warna keemasan yang tertutupi. Hitam keemasan, begitu agung. Aku yang masih diam saja terlalu takut untuk melakukan apapun. Jangankan bicara. Aku saja tak paham mengapa hanya ada aku dan sosok Naga di gua yang terasa dekat dengan air.

Sosok Naga itu berdiri dibalik batuan besar. Setengah badannya lagi tak terlihat. Aku tak yakin dimana letak kaki-kaki dan ekornya. Yang kutahu Naga itu tak bicara apapun saat bersamaku. Hanya diam berdiri dan tak ada niat menyakitiku.

Lalu, 
Dia bergerak!

Kepala dan sepersekian dari lehernya menengok ke arahku. Allahu Akbar! 
Sang Naga menampakkan sisi lain darinya. Matanya yang kuning keemasan makin memukauku. Masih, tak bicara apapun. Namun yang kutangkap sosoknya jelas bukan makhluk yang lemah lembut. Entah bagaimana aku merasakan ada rasa kesal padanya, hahahaha

Jika aku boleh menerjemahkan situasi kala itu pada hatinya, mungkin berkata, "Bagaimana? Sudah tahu sekarang? Bagaimana? Masih ingin tahu (apalagi)?"

Yang kurasakan sepertinya dirinya kesal kala harus muncul untuk sebuah pembuktian. Atas keraguanku.

Karena beberapa waktu sebelumnya cukup banyak teman-temanku yang punya sisi supranatural berkata bahwa ada yang menjagaku. Dari sepuluh yang berkata, hanya satu yang kuyakini omongannya. Temanku bicara bahwa sosok penjaga masih ada jalur kekerabatan denganku, masih keluargaku. Katanya, "Minta saja Mbak untuk bertemu."

Nah entah bagaimana mungkin aku begitu ingin membuktikan bahwa teman-temanku itu tidak sinting. Begitupula dengan aku yang sejak kecil juga merasa berbeda. Jadilah aku bertanya-tanya seperti apa sosok yang bersamaku.

Dan ternyata sosok makhluk mitologi yang diam membisu sekaligus membuatku ternganga. Sedikit mematahkan bahwa tak semua Naga tampil konyol seperti di kartun Dragon Ball. Naga dihadapanku tidak berwarna mentereng. Aku pun sebenarnya sesulit itu untuk mencitrakan. Memang hanya untukku saja, sepertinya.

Hitam legam namun semburat keemasan begitu membuatku tak habisnya untuk memuji keanggunan eh kegaharannya. Entahlah, karena aku tak seberani itu untuk mendeskripsikan sifatnya. Karena tanduknya yang begitu besar dan panjang membuat suasan tegang sekaligus seindah itu dirinya. 

Jika boleh aku menyebutnya sebagai makhluk mengerikan, tak bisa kupungkiri sepertinya sosok ini bisa juga membunuh. Tapi aku tak tahu dengan apa dan bagaimana. Yang kurasakan dirinya muncul dimimpku hanya sebagai hasil keinginanku untuk bertemu dengan apa atau siapa yang konon katanya salah satu perpanjangan Tuhan untuk menjagaku.

Meskipun detik ini aku juga merasakan berlebihan kala sosok Naga hadir untukku. Aku pun tak tahu harus apa dan bagaimana ke depannya. Bicara tentang ingin, tentunya aku ingin lebih bersahabat dengannya. Lebih sering bicara dengannya. Menyatakan dirinya dengan caranya sendiri, lebih nyata dari hanya katanya-katanya.

Tapi dari gerak-geriknya yang kembali memalingkan wajahnya dariku, sepertinya cukup untuk saat ini. Sepertinya sosok ini memiliki tugas, saat aku sudah mampu. Entah mampu dalam bentuk apa. Karena kebiasaan burukku yang merasa tak cukup kuat untuk melakukan hal-hal besar lagi. Apalagi untuk 'mengendarai' makhluk se adigdaya bernama Naga. Cukup bagiku dirinya menjadi sosok pendampingku. Menjadi sandaran saat hatiku berkecil hati. Sebagai wakil Tuhan untuk menjadi teman baikku.

Karena jika aku meminta lebih, sepertinya Sang Naga juga masih muak dengan kelemahanku. Sehingga seperti terlontar, "Kan cuma mau lihat saja to?"

Dia tahu aku masih belum semampu itu dan tak tahu harus bagaimana. Jika Tuhan mengijinkan, aku ingin bisa bersamanya, selamanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahta: Kepastian Hidup

 Satu kata waktu lihat naik tahtanya Charles III: Iri Mungkin bukan iri soal perayaan yang megah, melainkan tentang akhirnya melaksanakan tu...